Ledakan besar di Beirut terjadi pada Selasa 4 Agustus sore menyebabkan sekitar 2000 orang tewas dan lebih dari 5.000 lainnya luka.
Ledakan non-nuklir terbesar itu memicu kemarahan masyarakat yang menuding pemerintah abai dan korup sehingga barang berbahaya bisa berada di pelabuhan dalam waktu lama. Polisi dan interpol menginterogasi kapten dan pemilik kapal Rhohus guna menggali informasi penting yang bisa mendukung investigasi ledakan.
Hasil penyelidikan mengungkap, ledakan 2.700 ton amonium nitrat meninggalkan lubang kawah sedalam 43 meter di lokasi. Seorang analis dan ahli senjata perusahaan intelijen swasta yang berbasis di Texas, Amerika Serikat, Stratfor, mengatakan, berdasarkan analisis dari lubang serta kaca jendela yang tertiup, kekuatan ledakan itu setara dengan setidaknya 2,2 kiloton TNT.