TUNIS, iNews.id - Perdana Menteri Tunisia Elyes Fakhfakh mengumumkan pengundiran diri, Rabu (15/7/2020). Keputusan Fakhfakh memicu krisis politik di negara Afrika tersebut.
Fakhfakh telah menyerahkan surat pengunduran dirinya ke Presiden Kais Saied. Beberapa sumber pemerintahah menyebut, Saied yang meminta Fakhfakh mundur karena desakan dari parlemen dengan alasan konflik kepentingan.
Saied harus segera memilih pengganti Fakhfakh. Masalahnya, parlemen saat ini terpecah dan partai-partai gagal membentuk koalisi. Kondisi ini kemungkinan akan memicu digelarnya pemilihan umum baru.
Hasil pemilu parlemen pada Oktober 2019 menunjukkan tidak ada partai yang mendapatkan lebih dari seperempat kursi sehingga sulit untuk membentuk pemerintahan yang stabil.
Partai terbesar di Tunisia berpaham Islam moderat, Ennahda, gagal membentuk koalisi pada akhir 2019. Meskipun Ennahda bergabung dengan pemerintahan Fakhfakh, partai itu kerap membuat keputusan sendiri demi mendekatkan diri dengan Presiden Saied.