Jika biasanya menggendong senjata laras panjang untuk biathlon kini Kritisna menggunakan senapan serbu. Dia ingin berjuang sampai titik darah penghabisan.
"Kemenangan pasti akan menjadi milik kita," tuturnya.
Saat pasukan Rusia memulai invasi pada 24 Februari, Kristina dan rekan-rekannya di pelatnas sedang menjalani latihan ke kamp pegunungan Carpathian. Namun, dia terkejut setelah mendapat pesan dari teman-teman bahwa Ukraina diserang.
"Teman-teman dari Chernihiv dan Kiev mengirim foto kengerian yang mereka alami. Tapi saya tidak takut pada musuh," ujarnya.
Kristina bukan satu-satunya perempuan Ukraina yang berjuang di garis depan. Bulan lalu penembak jitu berjuluk 'Lady Death' bersumpah membunuh pasukan Rusia dalam perang. Perempuan dengan sapaan Charcoal itu bergabung dengan brigade infanteri ke-35 Laksamana Muda Mykhailo Ostrogradsky.