"Kami telah membahas tentang kemungkinan penularan udara sebagai salah satu cara penyebaran Covid-19," kata Maria dikutip dari Reuters, Rabu (8/7/2020).
Pejabat WHO lainnya, Benedetta Allegranzi, dalam pertemuan pada Selasa (7/7/2020) di markas WHO, Jenewa, Swiss, mengakui ada bukti yan muncul mengenai penularan Covid-19 melalui udara. Namun demikian, WHO masih perlu melakukan riset lebih mendalam sebelum merevisi pedoman penanganan Covid-19.
"Ada kemungkinan penularan melalui udara di ruang publik, terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup, pengaturan ventilasi buruk yang telah dijelaskan, tidak dapat dikesampingkan," ungkap Benedetta yang menjabat sebagai Pemimpin Teknis WHO untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
"Namun, bukti-bukti perlu dikumpulkan dan diinterpretasikan, dan kami akan terus mendukung penelitian ini," lanjutnya.
Sejak Covid-19 ditetapkan pada Januari lalu, WHO merekomendasikan penggunaan masker serta menjaga jarak (physical distancing) sebagai upaya mencegah penularan virus yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina, pada Desember 2019.
Sampai berita ini diturunkan, angka infeksi Covid-19 di seluruh dunia telah mencapai lebih dari 11 juta dengan angka kematian menembus 600.000.