Dia mengungkapkan, sang mantan pastor mengunjungi dia dan kakak-kakaknya setiap minggu, setiap hari, dan setiap malam. Tak jarang, dalam kunjungan itu, terdakwa menggunakan alat-alat tertentu terhadap korban, termasuk pisau cukur untuk "mencukur" rambut area vital korban.
Menurut de Scitivaux de Greische, dia akan "memangsa" si sulung atau si nomor dua, ketika si bungsu tidak bisa dia garap pada suatu waktu. Meskipun keuskupan setemlat telah diperingatkan tentang pelecehan tersebut pada 1980-an, disusul peringatan lebih lanjut dari pihak keluarga dan pekerja muda di dalam kerohanian gereja pada 1998, serangan seksual itu terus berlanjut hingga awal 2000-an.
Gereja Katolik telah diguncang oleh skandal pelecehan seksual terhadap anak-anak di seluruh dunia. Pada 2021, sebuah laporan mengenai pelecehan seksual di Gereja Katolik Prancis menemukan bahwa 216.000 anak di bawah umur menjadi korban pelecehan dari 1950 hingga 2020.
Sebuah komisi independen mengatakan bahwa hal tersebut merupakan fenomena besar yang ditutupi selama beberapa dekade.