“Biasanya pernikahan 3 hari menghasilkan sekitar 700 hingga 800 kilogram sampah basah dan 1.500 kg sampah kering. Emisi karbon untuk pernikahan semacam itu mencapai sekitar 250 ton,” kata Ashwin.
Shanay Jhaveri, perempuan yang menikah pada Desember lalu atas pendampingan Nupur dan Ashwin, merasakan manfaat dari pesta ramah lingkungan. Dia meminta bantuan Greenmyna untuk membuat agar emisi karbon yang dihasilkan dari acaranya bisa diimbangi. Shanay dan pasangannya memutuskan untuk menanam Miyawaki, hutan tanaman padat yang menampilkan spesies lokal.
"Saya juga menggunakan e-invites dan undangan yang saya cetak dibuat di atas kertas benih yang kami tabur sebagai bagian dari upacara dengan kerabat dekat," ujarnya.
Selain itu pernikahan mereka juga berhasil menekan limbah makanan pesta. Makanan sisa diberikan kepada mereka yang membutuhkan.
Platform online Statista mengungkap, pernikahan di India didatangi rata-rata 500 orang, yang menempatkan negara itu sebagai yang terbanyak di dunia. Sebuah studi Kementerian Urusan Konsumen India di wilayah Delhi pada 2017 mengungkap, prasmanan pernikahan biasanya menampilkan 200 hingga 300 hidangan berbeda.
"Rata-rata, kelebihan makanan yang tersisa dari pernikahan bisa memberi makan hingga 100 orang," kata Abdul Wahid, relawan Robin Hood Army, LSM berbasis di New Delhi.