Perseturuan Rusia-Ukraina Makin Panas, Erdogan: Turki Upayakan Solusi Damai

Anton Suhartono
Recep Tayyip Erdogan (Foto: AFP)

Amerika Serikat menyebut, jumlah pasukan Rusia yang dikerahkan ke perbatasan merupakan yang terbesar sejak 2014 atau saat Negeri Beruang Merah mencaplok Krimea dari Ukraina yang disusul dengan memberikan dukungan kepada separatis di Donbass.

Namun Rusia menyangkal kehadiran pasukannya sebagai ancaman. Pasukan tetap disiagakan sampai dianggap sudah kondusif untuk ditarik.

Turki, yang juga anggota NATO, menjalin kerja sama erat dengan Rusia dalam konflik Suriah, Libya, dan Nagorno-Karabakh, selain di sektor pertahanan dan energi. Namun Turki mengecam pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014 dan menegaskan dukungan untuk integritas teritorial Ukraina. Turki juga menjual drone tempur ke Ukraina pada 2019.

Pertempuran besar di Donbass berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata di Minsk, Belarusia, pada 2015. Kesepakatan itu ditengahi Prancis dan Jerman yang sekaligus mengawasi implementasinya. 

Namun pertempuran sporadis masih berlanjut meskipun upaya mengajak dua pihak kembali ke gencatan senjata terus disuarkan.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
2 jam lalu

Rusia, China, dan Amerika Berlomba Pergi ke Bulan, Apa yang Dicari?

Internasional
11 jam lalu

Rusia Ingin Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir di Bulan, untuk Apa?

Internasional
12 jam lalu

Wow, Rusia Akan Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Bulan

Internasional
22 jam lalu

Trump Sebut Libur Natalnya Terganggu Konflik Ukraina

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal