Amerika Serikat menyebut, jumlah pasukan Rusia yang dikerahkan ke perbatasan merupakan yang terbesar sejak 2014 atau saat Negeri Beruang Merah mencaplok Krimea dari Ukraina yang disusul dengan memberikan dukungan kepada separatis di Donbass.
Namun Rusia menyangkal kehadiran pasukannya sebagai ancaman. Pasukan tetap disiagakan sampai dianggap sudah kondusif untuk ditarik.
Turki, yang juga anggota NATO, menjalin kerja sama erat dengan Rusia dalam konflik Suriah, Libya, dan Nagorno-Karabakh, selain di sektor pertahanan dan energi. Namun Turki mengecam pencaplokan Krimea oleh Rusia pada 2014 dan menegaskan dukungan untuk integritas teritorial Ukraina. Turki juga menjual drone tempur ke Ukraina pada 2019.
Pertempuran besar di Donbass berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata di Minsk, Belarusia, pada 2015. Kesepakatan itu ditengahi Prancis dan Jerman yang sekaligus mengawasi implementasinya.
Namun pertempuran sporadis masih berlanjut meskipun upaya mengajak dua pihak kembali ke gencatan senjata terus disuarkan.