Namun baru 20 tahun setelahnya, para ilmuwan berhasil mengkloning hewan primata pertama menggunakan SCNT.
Sepasang kera identik bernama Hua Hua dan Zhong Zhong dihasilkan pada 2018 oleh para ilmuwan Chinese Academy of Sciences Institute of Neuroscience, Shanghai. Namun terobosan yang dipimpin ilmuwan bernama Qiang Sun itu hanya menghasilkan kelahiran hidup kurang dari 2 persen.
Qiang mengatakan kepada jurnal Nature Communication, timnya secara ekstensif meneliti mengapa upaya sebelumnya untuk mengkloning monyet rhesus gagal.
Dalam upaya sebelumnya, satu monyet, dari 35 janin yang ditanamkan, lahir dalam kondisi hidup. Namun mati dalam waktu kurang dari sehari. Salah satu masalah terbesarnya, kata dia, plasenta dari embrio hasil kloning menunjukkan kelainan dibandingkan plasenta dari fertilisasi in vitro.
Oleh karena itu para peneliti mengganti sel-sel yang kemudian menjadi plasenta, trofoblas, dengan sel-sel dari embrio yang sehat dan tidak dikloning.
"(Teknik ini) Sangat meningkatkan tingkat keberhasilan kloning oleh SCNT," kata Qiang.