Dokumen yang sama juga menyebutkan, Hamas juga siap menukar setiap tentara wanita dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang ditangkap dengan 50 tahanan Palestina sebagai bagian dari tahap perjanjian gencatan senjata itu.
Hamdan menuturkan, proposal gencatan senjata terbaru yang disetujui Hamas itu telah mewakili upaya minimum untuk menanggapi tuntutan rakyat Palestina. Karenanya, tidak ada alasan bagi Israel memperparah konflik dengan menyerang Rafah.
Akan tetapi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan keras kepalanya menolak tuntutan kelompok pejuang Palestina tersebut. Pasukan Israel malah mengambil alih pos perbatasan utama antara Mesir dan Jalur Gaza Selatan pada Selasa pagi waktu setempat. Militer zionis pun menutup jalur bantuan penting ke wilayah kantong Palestina yang sudah berada di ambang kelaparan itu.
“Perlintasan Rafah sejak dulu dan seterusnya tetap menjadi perlintasan murni Mesir-Palestina,” kata Hamdan.
Perang di Gaza dimulai setelah Hamas mengejutkan Israel dengan serangan lintas batas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 penduduk zionis. Hamas pada waktu itu juga menawan 252 warga Israel lainnya.
Sejak itu, serangan Israel ke Gaza telah membunuh hampir 35.000 warga Palestina. Sementara lebih dari 77.000 orang lainnya terluka.