Menurut Sivan, awalnya proses pendaratan Vikram berjalan sesuai rencana dan kondisinya teramati normal. Namun semuanya berubah saat Vikram berada di ketinggian 2,1 kilometer di atas Kutub Selatan Bulan.
"Selanjutnya komunikasi dari kendaraan ke stasiun Bumi hilang. Data sedang dianalisis," katanya, dikutip dari AFP.
Sebelumnya ISRO menyatakan bahwa proses pendaratan merupakan bagian yang paling rumit karena pesawat harus melakukan beberapa manuver yang kompleks. Sivan menyebutnya dengan istrilah 'teror 15 menit'.
Sementara itu Modi mencoba membesarkan hati para ilmuwan di pusat ruang kendali dengan mengatakan bahwa apa yang dilakukan para ilmuwan bukanlah prestasi kecil.