MOSKOW, iNews.id - Pemerintah Rusia menanggapi santai kegagalan misi pendaratan pesawat luar angkasa Luna-25 di Bulan pada 19 Agustus lalu. Kremlin menilai peristiwa itu bukan peristiwa buruk.
Pesawat Luna-25 jatuh ke permukaan Bulan karena salah perhitungan dalam perpindahan orbit atau manuver orbital. Kecelakaan itu membuat harapan Rusia untuk bisa mendaratkan pesawat tanpa awaknya di Bulan sejak 47 tahun silam sirna.
Rusia terakhir mendaratkan pesawat Luna-24 di Bulan pada 1976. Namun misi kali ini memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi karena lokasi pendaratannya berada di kutub selatan Bulan.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, langkah berikutnya yang dilakukan pemerintah adalah melanjutkan program eksplorasi luar angkasa. Kegagalan Luna-25 tak akan memengaruhi program-program luar angkasa Rusia berikutnya.
"Ini bukan alasan untuk berputus asa atau membuat kita putus asa. Ini adalah alasan lain untuk menganalisis penyebab (kegagalan) dan menghindarinya di waktu mendatang," kata Peskov, dikutip dari Reuters, Selasa (29/8/2023).
"Hal terpenting adalah jangan berhenti. Rencana kita cukup ambisius dan akan dilaksanakan lebih lanjut," ujarnya, melanjutkan.
Kegagalan misi Luna-25 dianggap sebagai pukulan besar bagi program luar angkasa Rusia di luar negeri. Apalagi, beberapa hari setelah itu India berhasil mendaratkan pesawat luar angkasanya di lokasi tak jauh berbeda dengan titik Luna-25 seharusnya mendarat.