"Pertama-tama, jilbab ini tidak menutupi wajah saya. Jadi meskipun di foto paspor saya mengenakan jilbab, Anda tetap masih bisa melihat wajah saya dan memastikan orang yang sama," kata Fatima, kepada stasiun televisi ABC7.
"Saya melihat seseorang menggunakan topi, tetapi mereka tidak diminta untuk melepasnya. Tidak mencoba membandingkan antara syal dan topi. Jadi mengapa saya diminta untuk melepas jilbab, sementara mereka tidak? Jadi ya, saya merasa didiskriminasi," tuturnya, lagi.
Air Canada sudah mendapat laporan tentang insiden tersebut setelah saudara perempuan Fatima, Sabreen Abdelrahman, mengirim keluhan melalui akun Twitter perusahaan.
Dalam tanggapannya di Twitter, maskapai menyampaikan penyesalannya atas kejadian tersebut. Maskapai mengaku bisa memahami apa yang dialami Fatima. Mereka juga akan menghubungi Fatima.
Dewan Hubungan Islam-Amerika Kantor Wilayah San Francisco (CAIR-SFBA) pada akhir pekan ini juga mengajukan keluhan kepada Air Canada.