Beberapa sumber orang dalam pemerintahan mengungkap, tingkat partisipasi pemilu hanya 40 persen, lebih rendah dari perkiraan para pemimpin agama Iran.
Kalangan ulama sudah berupaya mengajak masyarakat untuk pemilih yang tinggi untuk mengimbangi krisis legitimasi yang dipicu oleh ketidakpuasan publik atas kesulitan ekonomi dan pembatasan kebebasan politik dan sosial.
Presiden berikutnya diperkirakan tidak akan melakukan perubahan besar dalam kebijakan program nuklir atau dukungan terhadap kelompok peoksi di Timur Tengah, karena pemimpin tertinggi bertanggung jawab atas semua urusan penting negara. Namun, presiden menjalankan pemerintahan sehari-hari dan bisa memengaruhi kebijakan dalam dan luar negeri Iran.