DAMASKUS, iNews.id - Ahmad Al Sharaa ditunjuk sebagai presiden Suriah di masa transisi. Bersamaan dengan itu, Suriah menangguhkan semua undang-undang atau konstitusi yang berlaku sebelumnya. Pria yang sebelumnya lebih dikenal dengan nama Abu Mohammed Al Julani itu merupakan pemimpin Hayat Tahrir Al Sham (HTS), kelompok oposisi bersenjata yang memimpin penggulingan rezim Bashar Al Assad pada Desember lalu.
Juru bicara operasi militer pemerintahan baru Suriah, Hassan Abdel Ghani mengatakan, Sharaa juga diberi wewenang untuk membentuk dewan legislatif sementara di masa transisi yang akan bertugas sampai konstitusi baru disahkan.
Abdel Ghani juga mengumumkan pembubaran faksi-faksi bersenjata Suriah. Mereka akan diserap ke lembaga-lembaga pemerintah.
"Semua faksi militer dibubarkan dan diintegrasikan ke dalam lembaga-lembaga negara," kata Abdel Ghani, seperti dilaporkan kantor berita pemerintah Suriah, SANA.
Dia menegaskan tentara rezim Assad juga telah dibubarkan, termasuk badan-badan keamanan serta Partai Baath yang memerintah Suriah selama puluhan tahun.
Sharaa menjadi penguasa de facto Suriah sejak memimpin serangan untuk menggulingkan Assad.
Setelah Assad digulingkan, HTS berubah menjadi partai yang memerintah Suriah secara de facto. Mereka juga membentuk pemerintahan sementara yang sebagian besar pegawainya berasal dari Idlib, wilayah yang dikuasai kelompok oposisi bersenjata di masa pemerintahan Assad.