BEIRUT, iNews.id - Perdana Menteri (PM) sementara Lebanon Hassan Diab mengancam akan mundur jika pemerintahan baru tidak segera dibentuk. Sejak bubarnya kabinet Diab usai ledakan pelabuhan Beirut 4 Agustus lalu, kebuntuan politik terjadi antara dia dan Presiden Michel Aoun.
Ekonomi negara itu semakin merosot akibat ledakan yang menghancurkan sebagian besar ibu kota Lebanon dan diperparah oleh pandemi Covid-19. Rakyat kecewa dengan gagalnya upaya pemulihan pemerintah, ditandai dengan demonstrasi di berbagai wilayah.
“Kondisi sosial semakin parah, kondisi keuangan membebani negara, kondisi politik semakin kompleks. Negara ini punya masalah besar yang tidak bisa dihadapi pemerintah tanpa konsensus politik. Jadi bagaimana pemerintahan sementara ini bisa menghadapi masalah ini?” ujar Diab, dalam pidatonya, dikutip dari Reuters, Minggu (7/3/2021).
Demonstran membakar ban setiap hari hingga hari kelima berturut-turut pada Sabtu (6/3/2021).
Mereka memblokir jalan sejak mata uang Lebanon jatuh ke level terendah pada Selasa. Sekelompok demonstran berkumpul di depan kantor-kantor perbankan meminta akses ke simpanan mereka di tengah krisis keuangan.