PM Pakistan: AS Harus Akui Pemerintahan Taliban Cepat atau Lambat

Anton Suhartono
Imran Khan (Foto: Reuters)

ISLAMABAD, iNews.id - Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan menegaskan Pemerintah Amerika Serikat (AS) harus mengakui Taliban sebagai penguasa Afghanistan cepat atau lambat. AS sangat terkejut dan bingung setelah Taliban merebut Afghanistan pada 15 Agustus, jauh lebih cepat dari perkiraan semula.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Turki, TRT World, Khan mengatakan publik AS saat ini mencari kambing hitam dan menunjuk Presiden Joe Biden sebagai penyebab kegagalan misi Negeri Paman Sam setelah peperangan 20 tahun.

Pemerintahan Afghanistan yang didukung Barat runtuh menyusul keputusan Biden menarik semua pasukan AS. Meskipun ada tekanan untuk membatalkan, Biden tetap bersikeras menarik semua pasukan paling lambat 31 Agustus.

Menurut Khan, jika AS tidak mencairkan cadangan dana, Afghanistan bisa menghadapi situasi kacau. Situasi akan memicu krisis ekonomi dan kemanusiaan yang berdampak pada munculnya gelombang pengungsi baru ke seluruh dunia, terutama negara di kawasan. Pakistan saat ini sudah menampung hampir 3,5 juta pengungsi Afghanistan.

Perebutan Afghanistan oleh Taliban mendorong AS dan lembaga keuangan internasional memutuskan hubungan dengan negara itu. Aset bank sentral Afghanistan senilai lebih dari 9 miliar dolar AS dibekukan yang memicu krisis likuiditas.

Pakistan dinilai memiliki hubungan dekat dengan Taliban. Banyak pemimpin kelompok itu tinggal di Pakistan selama 20 tahun kehadiran AS dan pasukan sekutu di Afghanistan. Pakistan sedang dalam pembicaraan dengan para pemimpin Taliban Pakistan (TTP) maupun yang berada di Afghanistan untuk rekonsiliasi. Jika rekonsiliasi tercapai, anggota Taliban Pakistan bisa dimaafkan dan kembali.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Nasional
14 jam lalu

Bertemu 45 Menit, Luhut: Prabowo Gembira Negosiasi Tarif dengan AS akan Rampung

Internasional
9 jam lalu

Rusia, China, dan Amerika Berlomba Pergi ke Bulan, Apa yang Dicari?

Internasional
17 jam lalu

Kim Jong Un Pamer Kapal Selam Nuklir Pertama Buatan Korea Utara

Internasional
19 jam lalu

Trump Ingin Rebut Greenland, Uni Eropa Tegaskan Dukung Denmark

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal