Perdana menteri pun bersumpah untuk terus menentang rencana Israel tersebut. Dia juga mengutuk penangkapan sejumlah kandidat untuk pemilihan legislatif Palestina oleh polisi Israel di Yerusalem yang diduduki dan melarang konferensi pers untuk para kandidat yang berpartisipasi dalam pemilihan legislatif yang dijadwalkan pada 22 Mei.
Dia mengatakan, pemerintahnya akan terus bekerja dengan pihak-pihak internasional untuk membuat Israel menghilangkan rintangan yang ditujukan kepada pemilihan umum di Yerusalem.
Perdana Menteri Shtayyeh mengatakan Menteri Luar Negeri Riyad Malki akan mengunjungi Brussels, Belgia, untuk merekrut komunitas internasional untuk mendukung penyelenggaraan pemilu di Yerusalem.
Dia yakin, mitra internasional akan membantu Palestina mengatasi kendala yang dihadapi dalam melaksanakan hak konstitusional negara itu tepat waktu dan tanpa hambatan. Dia menegaskan, Pemilu Palestina yang akan datang diadakan sesuai dengan mekanisme yang sama dengan pemilu yang digelar pada 1996, 2005, dan 2006.
“Di sini saya mengonfirmasi bahwa pemerintah telah melakukan semua yang diperlukan untuk membuat proses demokrasi dan pemilu berhasil,” ujarnya.