RAMALLAH, iNews.id – Perdana Menteri Palestina, Mohammad Ibrahim Shtayyeh, menangis tatkala memberikan keterangan pada saat siaran langsung konferensi pers beberapa waktu yang lalu.
Dia menceritakan, seorang ibu dari tiga anak terkubur di bawah reruntuhan bangunan di Gaza seraya bicara kepada anak-anaknya, “Biarkan aku melihat cinta”. “Semoga para syuhada mendapatkan rahmat dan para penjahat mendapatkan aib dan keburukan,” ujarnya dengan suara tercekat dan berlinang air mata, Senin (6/11/2023).
Shtayyeh juga mengungkit soal pernyataan Menteri Urusan Warisan Budaya Israel yang telah dinonaktifkan, Amihai Eliyahu, yang menyebut Gaza bisa dijatuhi bom nuklir. Pernyataan itu dilontarkan Eliyahu, akhir pekan lalu.
Menurut Shtayyeh, Israel seperti tidak pernah puas dengan 10.000 orang yang mati syahid, dan lebih dari 25.000 orang terluka di Gaza akibat serangan zionis. Tak hanya itu, sudah lebih dari satu juta orang di wilayah kantong Palestina itu telantar.
“Dia (Eliyahu) ingin menjadikan Gaza seperti Hiroshima. Dia ingin melihat genosida terjadi di Gaza dengan bom nuklir yang dimiliki Israel,” ujar PM Mohammad Shtayyeh.
Konflik Israel-Palestina meningkat sejak sebulan lalu. Para pejuang Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dari Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu. Sekitar 1.400 orang Israel tewas dalam operasi yang disebut “Banjir al-Aqsa” tersebut. Sementara lebih dari 200 orang lainnya ditawan Hamas.
Israel lantas meluncurkan serangan balasan sejak hari itu. Pada 27 Oktober, pasukan zionis melancarkan serangan darat besar-besaran ke Gaza dengan tujuan melenyapkan Hamas dan menyelamatkan para tawanan. Lebih dari 10.000 warga sipil di Gaza gugur akibat tindakan militer zionis yang membabi buta.