Polandia Terlibat dalam Ledakan Pipa Gas Nord Stream?

Ahmad Islamy Jamil
Tiga jalur sistem pipa gas lepas pantai Nord Stream yang ada di dasar Laut Baltik rusak dalam satu hari secara bersamaan pada September lalu. (Foto: Reuters)

BERLIN, iNews.id – Kantor Polisi Kriminal Federal Jerman tengah menyelidiki bukti yang menunjukkan keterlibatan Polandia dalam insiden ledakan pipa gas Nord Stream, tahun lalu. Hal itu terkuak lewat laporan The Wall Street Journal (WSJ), akhir pekan ini.

Pada awal Maret, majalah Jerman Der Spiegel mengungkapkan perincian mengenai kapal pesiar yang diduga terkait dengan sabotase di jalur pipa Nord Stream. Menurut media itu, sebuah kapal layar Bavaria Cruiser 50 bernama Andromeda disewa oleh orang tak dikenal, dengan email yang digunakan untuk menyewanya mengisyaratkan koneksi ke Ukraina.

Polisi Jerman sedang mencoba mencari tahu mengapa kapal pesiar yang digunakan untuk meledakkan pipa gas memasuki perairan Polandia. Penyelidikan juga menunjukkan bahwa Polandia bisa menjadi pusat logistik dan pembiayaan serangan sabotase, ungkap WSJ.

Penyelidik Jerman merekonstruksi seluruh perjalanan selama dua minggu yang dilakukan oleh Andromeda. Dari situ, ditemukan bahwa kapal itu menyimpang dari rutenya untuk memasuki perairan Polandia.

Temuan yang sebelumnya tidak dilaporkan lantas digabungkan dengan data dari radio dan peralatan navigasi Andromeda, serta satelit dan ponsel dan akun email yang digunakan oleh pelaku. Selain itu penyelidik juga menguji sampel DNA yang tertinggal di kapal. Aparat Jerman kemudian mencoba mencocokkan temuan sampel DNA itu untuk setidaknya satu tentara Ukraina.

Sementara pada saat yang sama, Polandia, yang sedang melakukan penyelidikannya sendiri, telah mencoba selama berbulan-bulan untuk mengetahui apa yang sedang diselidiki Jerman, kata WSJ.

Pada 27 September 2022, Nord Stream AG selaku operator jaringan pipa gas Rusia itu, menyatakan bahwa tiga dari empat jalur pipa lepas pantainya mengalami kerusakan berbarengan dalam satu hari. Kerusakan semacam itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Internasional
2 hari lalu

Mantan Presiden Rusia Medvedev Sebut Amerika Ingin Bikin Panjang Perang Ukraina

Internasional
2 hari lalu

Putin Remehkan Sanksi AS, Trump: Kita Lihat 6 Bulan Lagi!

Internasional
3 hari lalu

Mantan Presiden Rusia: Amerika Ngajak Perang!

Internasional
3 hari lalu

AS Jatuhkan Sanksi ke Rusia, Perang Ukraina Makin Jauh dari Akhir

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal