Pashinyan sebenarnya telah menghadapi seruan untuk mundur dari rakyatnya sendiri sejak November lalu. Tuntutan mundur itu muncul setelah dia menyetujui gencatan senjata dalam pertempuran enam minggu antara pasukan etnik Armenia dan tentara Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh. Kesepakatan itu dianggap sangat menguntungkan Azerbaijan.
Pashinyan berdalih, dia terpaksa menyetujui kesepakatan damai dengan Azerbaijan untuk mencegah kehilangan nyawa manusia dan kerugian teritorial yang lebih besar di Nagorno-Karabakh.