N'DJAMENA, iNews.id – Presiden Chad, Idriss Deby, tewas saat mengunjungi pasukan di garis depan pertempuran melawan kelompok pemberontak utara. Anaknya, Jenderal Mahamat Kaka, kini diangkat sebagai presiden sementara oleh dewan peralihan kekuasaan yang diisi para perwira militer Chad.
Kematian Deby diungkapkan oleh militer setempat, Selasa (20/4/2021), sehari setelah dia dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden di negara Afrika itu.
“Dewan Transisi Nasional meyakinkan rakyat Chad bahwa semua tindakan telah diambil untuk menjamin perdamaian, keamanan, dan ketertiban republik,” kata Juru Bicara Angkatan Darat Chad, Azem Bermendao Agouna, dalam siaran di televisi pemerintah yang dikutip Reuters, tadi malam.
Deby yang meninggal di usia 68, meraih kekuasaan dalam pemberontakan pada 1990. Dia menjadi salah satu pemimpin terlama di Afrika. Selama ini, Deby dan tentaranya dianggap sebagai sekutu Barat yang dapat diandalkan untuk melawan berbagai kelompok ekstremis di kawasan yang bergolak di benua hitam.
Lawan-lawan politiknya menuduh Deby menerapkan cara-cara yang keras dan represif dalam menjalankan pemerintahan. Pada 2018, dia mencetuskan gagasan untuk menyusun sebuah konstitusi baru—yang dapat memungkinkannya untuk tetap berkuasa hingga 2033.