Sambil berpegangan tangan, Aliyev dan Mehriban mengambil foto dengan latar belakang Jembatan Khudaferin yang dibangun pada abad pertengahan, di perbatasan negara itu dengan Iran. Kawasan itu berada di bawah kendali kelompok separatis Armenia selama hampir tiga dekade.
“Mereka (orang-orang Armenia) telah menghancurkan segalanya di sini dan akan menjawabnya di pengadilan internasional,” kata Aliyev sambil menunjuk ke panorama Kota Jebrayil yang luluh lantak.
“Lihat apa yang dilakukan musuh jahat itu terhadap kota Jebrayil. Tujuan mereka adalah agar orang-orang Azerbaijan tidak pernah kembali ke sini. Tapi kita akan tinggal di sini. Kita kembali ke tanah air kita,” ujarnya.
Nagorno-Karabakh—yang sebelumnya dihuni oleh mayoritas etnik Armenia—mendeklarasikan kemerdekaan dari Azerbaijan hampir 30 tahun yang lalu. Akan tetapi, proklamasi itu tidak pernah diakui secara internasional, bahkan oleh Armenia sendiri.
Bentrokan antara Azerbaijan dan separatis Armenia pecah pada akhir September lalu dan terus berlangsung beberapa pekan sesudahnya, meskipun ada upaya dari Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat untuk menengahi kedua belah pihak.