DUBAI, iNews.id - Iran sedang meningkatkan pengayaan uranium lebih besar dibandingkan dengan sebelum penandatanganan kesepakatan nuklir tahun 2015.
Pada 6 Januari lalu, Iran mengumumkan keluar dari komitmen perjanjian nuklir 2015 sebagai respons atas pembunuhan jenderal Qasem Soleimani. AS lebih dulu keluar dari kesepakatan ini pada Mei 2018 disusul dengan pemberian sanksi baru yang memukul perekonomian Iran.
"Kami sedang melakukan pengayaan lebih banyak uranium sebelum kesepakatan dicapai. Tekanan terhadap Iran meningkat tapi kami terus maju," kata Presiden Hassan Rouhani, dalam pidatonya di stasiun televisi, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/1/2020).
Pada Minggu (12/1/2020), pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman mengeluarkan pernyataan bersama mendesak Iran untuk mematuhi kembali perjanjian nuklir 2015.
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengatakan perlunya berbicara kembali dengan Iran untuk membahas batas pengayaan uranium.