Anwar dikenal sebagai orang dekat PM Mahathir Mohammad. Namun dia kemudian menjadi kritikus yang menonjol di masa pemerintahan Mahathir. Hingga akhirnya Anwar dijerat kasus korupsi dan mendekam di penjara pada 1999, ditambah pula dengan tuduhan sodomi. Setelah dakwaannya dicabut dan dirinya dibebaskan pada 2004, Anwar menekuni karier di dunia pendidikan. Dia kembali terjun ke dunia politik pada 2008 dan berhasil masuk menjadi anggota parlemen di tahun berikutnya.
Akan tetapi, karier politik Anwar kembali terhalang setelah dia kembali diadili dengan tuduhan sodomi. Anwar dibebaskan pada 2012, namun harus kembali ke penjara pada 2014 karena pengadilan membatalkan pembebasannya. Bantahan dilayangkan Anwar, yang menuduh ada konspirasi politik di balik peristiwa yang menjeratnya.
Anwar mendapat pengampunan pada 2018, usai Mahathir Mohammad, yang terpilih kembali sebagai perdana menteri, mengajukan petisi pengampunan Anwar kepada raja. Kebebasan yang diraihnya ini menjadi langkah bagi Anwar untuk melanjutkan karier politiknya. Ia terpilih sebagai anggota parlemen pada Oktober 2018.
Dalam pemilihan umum yang digelar di Malaysia pada Sabtu (19/11/2022), Anwar Ibrahim kembali unjuk gigi untuk meraih posisi perdana menteri. Dia bersaing ketat dengan koalisi yang dipimpin mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim berhasil mendapatkan 81 kursi, sementara Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin Yassin meraih 73 kursi. Masing-masing koalisi menegaskan memiliki dukungan yang cukup untuk membentuk pemerintahan baru Malaysia.