Dia lalu diangkat menjadi menteri ekonomi, industri, serta teknologi baru di bawah pemerintahan Manuel Valls.
Pada April 2016, dia mendirikan sebuah gerakan yang disusul 4 bulan kemudian dengan mengumumkan pengunduran diri dari pemerintahan.
Lalu pada 16 November 2016, Macron mengumumkan pencalonan sebagai presiden Prancis.
Gaya politiknya yang tenang, berpenampilan muda, namun terkadang meledak-ledak menjadi kekuatannya dalam kampanye pemilu, sehingga mengalahkan pesaing Francois Fillon. Modal kuat baginya untuk melaju ke putaran kedua melawan Le Pen.
Pada 7 Mei 2017, hasil pemilu menunjukkan dia menang atas Le Pen dan berhak melenggang ke Istana Elysee. Di usia 39 tahun saat itu, Macron menjadi presiden Prancis termuda sepanjang sejarah negara itu.