Juru bicara kepolisian Uganda Fred Enanga sebelumnya mengatakan, kasus ini ditangani bersama dengan militer atas tuduhan penyiksaan yang buruk. Selain korban perempuan, ada tujuh laki-laki.
Menurut Enanga, pasukan keamanan menggunakan pendekatan yang kasar untuk membubarkan 31 perempuan. Stasiun Radio Uganda melaporkan, sebagian perempuan itu merupakan pekerja seks komersial.
"Para petugas patroli menendang pintu dan menyeret penghuni keluar. Beberapa orang jatuh di tanah berlumpur. Beberapa perempuan dan laki-laki terluka,” ujarnya, dikutip dari AFP, Rabu (8/4/2020).
Para korban melaporkan insiden tersebut ke atasan para pelaku, Beatrice Auma. Tak hanya itu, laporan disertai dengan foto-foto bekas penyiksaan hingga menjadi viral di media sosial.
Luka-luka bekas pukulan terlihat di paha dan bokong para perempuan.
Auma mengatakan, polisi memaksa para perempuan berguling-guling di lumpur dan menggosokkannya ke alat kelamin masing-masing.
Sementara itu tujuh laki-laki diserang oleh pasukan keamanan dalam insiden yang sama, satu di antaranya harus dirawat di rumah sakit militer karena mengalami luka parah.