LONDON, iNews.id - Inggris mengusir 23 diplomat Rusia setelah Rusia menolak menjelaskan bagaimana zat kimia buatan negara itu digunakan untuk menyerang mantan agen Sergei Skripal di Salisbury, Inggris. Perdana Menteri (PM) Theresa May menyebut para diplomat ini teridentifikasi sebagai 'petugas intelijen yang tidak diketahui’.
Mereka diberi waktu sepekan untuk pergi.
Selain itu, Inggris juga mengatakan kepada Dewan Keamanan (DK) PBB bahwa Rusia telah menggunakan senjata sangat mengerikan yang dilarang dalam perang di Inggris.
Kepada DK PBB, Dubes Inggris untuk PBB, Jonathan Allen, menuduh Rusia melanggar kewajibannya berdasarkan Konvensi Larangan Senjata Kimia. Allen menyebut Inggris mendengar ancaman Rusia, namun tidak akan gentar.
"Kami akan bertahan dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh mayoritas di dewan ini dan kami meminta Anda untuk mendukung kami," ujar Allen, seperti diberitakan BBC, Kamis (15/3/2018).
Menanggapi pernyataan itu, Dubes Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, membantah keterlibatan Moskow dalam serangan tersebut. Dia menuntut bukti material dari Inggris yang memperkuat tuduhan itu.
"Kami diberi ultimatum dan diminta dalam 24 jam untuk mengakui bahwa kami melakukan kejahatan. Dengan kata lain, pengakuan," kata Nebenzya.
"Kami tidak berbicara bahasa ultimatum. Kami tidak menggunakan bahasa itu dengan siapapun dan kami juga tidak akan diizinkan untuk berbicara dalam bahasa itu," kata Nebenzya, menambahkan.
Allen mengatakan, Pemerintah Inggris telah meminta Organisasi Larangan Senjata Kimia, yakni badan pengawas independen internasional, untuk memverifikasi zat kimia yang digunakan untuk menyerang Sergei Skripal di Salisbury.
Sementara itu, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley mengatakan, negaranya mendukung Inggris dan akan selalu ada untuk Inggris.
Rusia menolak memenuhi tenggat waktu 24 jam yang diberikan PM May untuk bekerja sama dalam kasus Sergei Skripal. Hal ini mendorong PM May mengumumkan serangkaian tindakan sebagai sebuah pesan bagi Rusia, yaitu:
- Mengusir 23 diplomat Rusia
- Meningkatkan pemeriksaan penerbangan pribadi, bea cukai, dan pengiriman barang
- Pembekuan aset pemerintah Rusia jika terbukti digunakan untuk mengancam kehidupan atau properti warga Inggris
- Menteri dan keluarga Kerajaan Inggris memboikot Piala Dunia FIFA di Rusia
- Menangguhkan semua kontak bilateral tingkat tinggi yang direncanakan antara Inggris dan Rusia
- Mempertimbangkan undang-undang baru untuk meningkatkan ancaman pertahanan dari negara yang tidak bersahabat.
PM May juga mengatakan kepada anggota parlemen, Rusia tidak memberi penjelasan bagaimana zat kimia itu bisa digunakan di Inggris. Hal ini dia sebut sebagai tindakan penghinaan dan pembangkangan.