“Ukraina tidak melihat dasar hukum untuk mengakui dia sebagai presiden Federasi Rusia yang dipilih secara demokratis dan sah,” ungkap Kementerian Luar Negeri Ukraina dalam sebuah pernyataan.
Menurut Kiev, upacara pengambilan sumpah Putin sebagai presiden untuk kesekian kalinya pada hari ini tak lebih dari sekadar upaya untuk menciptakan “ilusi legitimasi" bagi mantan agen KGB itu. Ukraina menyebut Putin sebagai sosok yang mungkin akan berkuasa seumur hidup dan telah mengubah Federasi Rusia menjadi negara agresor dan diktator.
Menurut laporan kantor berita Interfax, seorang pejabat senior Kremlin mengatakan bahwa para kepala misi diplomatik asing di Moskow telah diundang untuk menghadiri pelantikan Putin. Namun, tidak disebutkan berapa negara yang telah mengonfirmasi kehadiran pekabat mereka.
Seorang juru bicara Uni Eropa mengatakan, duta besar mereka untuk Rusia tidak akan menghadiri upacara tersebut. Keputusan itu dinilai sesuai dengan posisi sebagian besar negara anggota Uni Eropa yang mengecam Putin.
Sementara seorang diplomat Eropa lainnya mengatakan, 20 negara anggota Uni Eropa akan memboikot acara tersebut. Namun tujuh negara lainnya diperkirakan akan mengirimkan perwakilannya. Selain Prancis, utusan Hongaria dan Slovakia diperkirakan juga akan hadir.
Sementara Kementerian Luar Negeri Jerman menyatakan tidak akan hadir.