Sebelum perundingan gencatan senjata, Anwar telah menghubungi Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai secara terpisah. Pembicaraan dilakukan di hari pertama pecahnya pertempuran yakni pada 24 Juni. Ketika itu kedua pemimpin sepakat untuk meredakan ketegangan dengan menarik pasukan masing-masing.
"Mereka membutuhkan waktu untuk menarik pasukan, tapi sayangnya, konflik kembali terjadi keesokan hari," ujarnya.
Pertemuan tersebut mendapat liputan luas media internasional yang luas, termasuk Indonesia. Bnyak yang memuji peran Anwar dalam memfasilitasi gencatan senjata bersejarah tersebut dan memperkuat posisi Malaysia sebagai kekuatan konstruktif dalam diplomasi regional.