Kerajaan Yordania lewat pernyataannya mengungkapkan, Raja Abdullah dalam pertemuannya dengan Biden memperingatkan bahwa serangan Israel di Rafah, tempat 1,4 juta warga Palestina mengungsi akibat perang di Gaza, bakal mengancam akan mengarah pada pembantaian baru. “Yang Mulia (Raja Abdullah) menekankan pentingnya semua upaya untuk segera mencapai gencatan senjata di Gaza,” kata pernyataan itu.
Raja Arab dan presiden AS itu juga menegaskan komitmen mereka untuk berupaya mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan di Gaza. Mereka menekankan pentingnya memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan ke Jalur Gaza mengingat kebutuhan yang sangat mendesak.
Dalam pernyataan terpisah, Gedung Putih mengatakan bahwa kedua pemimpin membahas perlunya pembebasan segera para tawanan yang ditahan oleh Hamas. Mereka berpendapat, gencatan senjata berkelanjutan memungkinkan gelombang bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan untuk disalurkan dengan aman melalui Gaza.
“Keduanya tetap berkomitmen untuk mencapai perdamaian yang langgeng dan abadi dengan mencakup jalan menuju Negara Palestina, dengan jaminan keamanan bagi Israel,” kata pernyataan Gedung Putih.
Pemerintahan Biden dan para pejabat Israel masih berselisih mengenai rencana serangan militer Israel di Rafah. Sementara Israel pada Senin kemarin sudah mulai memerintahkan warga Palestina di beberapa bagian kota yang berbatasan dengan Mesir itu untuk mengungsi.