"Ini benar-benar luar biasa bagi kami. Kami sangat, sangat bahagia, dan memiliki demokrasi yang panjang," kata bankir bernama Ricardo Revilla (37), kepada AFP.
Di dekatnya, di sudut Murillo Square, polisi anti-huru hara yang beberapa hari lalu menindas demonstran mahasiswa bersorak bersama dengan para warga yang bersorak.
Sebelumnya, Morales mengundurkan diri di tengah kekacauan menyusul terpilihnya kembali dirinya dalam pemilu yang disengketakan bulan lalu. Sang wakil presiden, Alvaro Garcia Linera, serta Senat Presiden Adriana Salvatierra juga mengundurkan diri.
Dalam pernyataan di televisi, Morales mengatakan akan mundur dari posisinya sebagai presiden. Dia mendesak para pengunjuk rasa berhenti melakukan aksi protes, membakar, dan menyerang.
Bolivia dilanda aksi unjuk rasa anti-pemerintah selama beminggu-minggu, menyusul laporan tuduhan kecurangan pemilu dalam pemilihan presiden.
Ketegangan pertama kali berkobar pada malam pemilihan presiden setelah hasil penghitungan suara dihentikan sementara selama 24 jam. Hasil akhir menunjukkan bahwa Morales unggul 10 persen suara lebih -angka yang dibutuhkannya untuk langsung menang di putaran pertama pemilu.
Morales, presiden Bolivia pertama yang berasal dari masyarakat adat setempat, menjabat sebagai presiden sejak 2006.