"Dia telah berhasil menjadi ratu yang menyatukan bangsa Denmark di masa perubahan besar: globalisasi, munculnya negara multikultural, krisis ekonomi pada 1970-an, 1980-an, dan pada 2008 sampai 2015, hingga pandemi," kata sejarawan Lars Hovebakke Sorensen, dikutip dari AFP.
Ratu yang dijuluki 'Daisy' itu juga berhasil menjaga sistem monarki tetap relevan di Denmark tanpa mengurangi statusnya. Perempuan berstatus janda sejak 2018 itu juga bersikeras tidak akan pernah mundur dari tugasnya.
"Saya akan tetap di atas takhta sampai jatuh," katanya.
Denmark tidak memiliki tradisi turun takhta, terlebih Margrethe II dalam kondisi yang masih prima. Bahkan di usia yang lanjut, pada Mei lalu perempuan yang fasih berbicara bahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan Swedia itu masih bisa bermain wahana roller coaster di theme park Tivoli.
Putra sulungnya yang menjadi pewaris takhta, Frederik (54), akan menggantikannya kelak.