Sebaliknya, juru bicara polisi militer negara bagian itu, Ivan Blas mengatakan jumlah korban tewas masih dihitung. Dalam keterangan pers sebelumnya, dia mengatakan, serangan itu menargetkan kelompok kriminal di Complexo do Alemao.
Mereka diduga mencuri kendaraan dan kargo. Tak hanya itu, mereka juga merampok bank serta menyerbu lingkungan terdekat.
"Saya akan terus memerangi kejahatan dengan segenap kekuatan saya. Kami tidak akan mundur dari misi menjamin perdamaian dan keamanan bagi rakyat negara kami," kata Gubernur negara bagian Rio, Cláudio Castro di profil Twitter resminya.
Meski demikian, banyak pihak tak setuju dengan langkah pemerintah menggelar operasi polisi yang mematikan utnuk memerangi kejahatan. Salah satunya anggota parlemen federal untuk Rio, Taliria Petrone.
"Cukup dengan kebijakan genosida ini, Gubernur! Kebijakan keamanan publik yang gagal ini membuat warga dan polisi turun tangan, secara massal. Tidak mungkin lagi menumpuk mayat hitam dan penduduk favela setiap hari!” cuitnya menanggapi postingan gubernur.
Alemao merupakan kompleks 13 favela di utara Rio. Wilayah ini merupakan rumah bagi sekitar 70.000 orang.
Menurut sebuah studi Juli 2020 yang diterbitkan oleh Institut Analisis Sosial dan Ekonomi Brasil, hampir tiga perempat dari mereka berkulit hitam atau birasial.