Dia mengatakan, saat orang mengetahui dirinya tidak bisa membaca atau menulis, mereka mengira dirinya tidak bisa melakukan apa-apa.
"Tapi itu sebenarnya hanya berlaku saat saya diminta membaca papan tanda. Saya tidak bisa," katanya.
Di Ralph Allen School, Oliver menjalani sebagian besar pelajarannya dengan mendengarkan perkataan guru. Dia memiliki asisten pengajar untuk beberapa mata pelajaran.
Selain itu, dia juga memiliki ruang ujian khusus. Dalam ruangan itu memungkinkan dia dapat mendiktekan jawabannya kepada juru tulis.
Saat ujian pun, dia tak merasa cemas. Baginya, tak ada gunanya dia merasa tertekan.
"Saya selalu tenang, karena selalu ada yang lupa saya jawab. Tapi saya harus menerimanya dan move on," katanya.