"Sekretaris dan Wali Kota Partai Komunis setempat dipecat karena gagal memenuhi tanggung jawab mereka," demikian pernyataan para pejabat, seperti dilaporkan AFP, Selasa (4/1/2020).
Berita tragedi itu pun memicu kemarahan dan kesedihan di media sosial. Pihak berwenang di Hubei dikritik karena menyembunyikan informasi tentang infeksi virus korona.
Di Weibo, tagar "Ayah korban anak mengalami kelumpuhan otak di Hubei berbicara" sudah dibaca lebih dari 270 juta kali pada Selasa pagi.
Tagar tentang wali kota yang dipecat dilihat sebanyak 66 juta kali.
"Saya sangat marah dan sedih," tulis seorang pengguna.
"Ini terlalu menjijikkan," kata pengguna yang lain.
Lebih dari 20.000 orang di China terinfeksi korona virus, dengan jumlah korban mencapai 425.
Sebagian besar kematian terjadi di Hubei, tempat virus korona diperkirakan muncul akhir tahun lalu dari pasar yang menjual hewan liar dan daging mereka.
Lebih dari 20 negara sudah melaporkan virus korona, kebanyakan orang yang baru-baru ini bepergian ke Hubei.