Selain kelalaian medis, kelompok tersebut juga melaporkan adanya sejumlah pelanggaran HAM terhadap para tahanan. Salah bentuk pelanggaran HAM adalah penggunaan ruang isolasi yang semena-mena.
Kelompok tersebut menyatakan, kebijakan kurungan isolasi adalah salah satu praktik paling berbahaya yang bertujuan untuk menghancurkan mental para tahanan. Mereka ditahan di sel yang tidak memiliki celah, kurang minuman, dilarang ditemui keluarga, dan dilucuti semua barang miliknya.
Keberlangsungan hidup warga Palestina yang ditahan Israel pun turut menjadi kritikan sejumlah pihak. Palestinian Prisoner Society (PPS) menyatakan, banyak kasus tahanan Palestina dibiarkan kelaparan dengan tidak diberi jatah makan berhari-hari.
Kasus kekerasan dan pelanggaran privasi para tahanan pun sempat menjadi sorotan berbagai media internasional. Para tahanan perempuan juga kerap tidak mendapat ruang tertutup untuk berganti pakaian. Selain itu, otoritas penjara Israel juga kerap melanggar aturan administratif dengan tidak mengizinkan warga Palestina yang ditahan untuk dibesuk.
Dalam laporan PPS sebelumnya, 95 persen warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel mengalami penyiksaan. Israel menerapkan berbagai cara untuk menyiksa tahanan secara fisik dan psikologis melalui sistem kekerasan komprehensif.