LONDON, iNews.id – Vaksin corona yang dibuat oleh AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech tetap efektif secara luas melawan Covid-19 varian Delta dan Kappa. Kesimpulan tersebut diperoleh berdasarkan sebuah studi ilmiah di Inggris, baru-baru ini.
Covid-19 varian Delta dan Kappa pertama kali diidentifikasi di India. Hasil studi oleh para peneliti di Universitas Oxford itu pun mendukung dorongan berkelanjutan untuk memberikan suntikan vaksin kepada masyarakat.
Riset yang diterbitkan dalam jurnal Cell itu menyelidiki kemampuan antibodi dalam darah dari orang-orang yang divaksinasi dengan rejimen dua suntikan, untuk menetralkan varian Delta dan Kappa yang sangat menular, menurut sebuah pernyataan.
Kendati demikian, para peneliti memperingatkan, konsentrasi antibodi penetralisasi dalam darah agak berkurang setelah menggunakan vaksin, yang dapat menyebabkan beberapa infeksi terobosan.
Pekan lalu, analisis oleh Public Health England (PHE) menunjukkan bahwa vaksin yang dibuat oleh Pfizer Inc dan AstraZeneca menawarkan perlindungan tinggi lebih dari 90 persen terhadap pasien rawat inap dari varian Delta.
“Kami didorong untuk melihat hasil nonklinis yang diterbitkan dari Oxford dan data ini, di samping analisis awal dunia nyata baru-baru ini dari Public Health England, memberi kami indikasi positif bahwa vaksin kami dapat memiliki dampak signifikan terhadap varian Delta,” kata Direktur Eksekutif AstraZeneca, Mene Pangalos, dalam sebuah pernyataan terpisah.
Organisasi Kesehatan Dunia pada Jumat (18/6/2021) mencatat Covid varian Delta sebagai versi penyakit yang dominan secara global saat ini.