Rusia dan Ukraina Perang, tapi Malah Turki yang Menderita

Ahmad Islamy Jamil
Tulisan dalam Bahasa Rusia terlihat di Distrik Laleli, Istanbul, Turki, Jumat (4/3/2022). (Foto: Reuters)

ISTANBUL, iNews.id – Para produsen tekstil dan barang-barang berbahan kulit di Istanbul, Turki, kini merasakan dampak invasi Rusia ke Ukraina. Para pelanggan mereka di Moskow dan Kiev membatalkan pesanan senilai 200 juta dolar AS (Rp2,88 triliun) dalam seminggu terakhir, menurut pejabat industri setempat.

Hilangnya perdagangan itu semakin menambah ketegangan pada ekonomi Turki. Para pejabat memperkirakan, ada lebih dari 1 miliar dolar AS potensi pendapatan yang secara langsung berisiko bagi industri tekstil Turki saja, jika konflik di Ukraina berlanjut.

Ketua Asosiasi Eksportir Kulit dan Produk Kulit Istanbul, Mustafa Senocak mengatakan, pesanan untuk ratusan ribu pasang sepatu dan ribuan jaket kulit di kota itu telah dibatalkan. “Beberapa orang Rusia mengatakan, mereka dapat membayar dengan nilai tukar rubel sebelumnya. Jika tidak, mereka tidak dapat melakukan pembayaran,” katanya, seperti dikutip Reuters, Jumat (4/3/2022).

Seperti diketahui, nilai tukar rubel (mata uang Rusia) terhadap dolar AS anjlok ke titik paling parah dalam sejarah, sejak Moskow menginvasi Ukraina. Namun, beberapa pelanggan Rusia meminta untuk melakukan pembayaran produk tekstil dan kulit Turki berdasarkan valuta asing sebelum invasi dan runtuhnya nilai tukar rubel itu.

Rusia dan Ukraina menyumbang lebih dari 1 miliar dolar AS dalam ekspor Turki untuk sepatu kulit, jaket kulit, dan pakaian jadi. Pukulan terhadap perdagangan kali ini memberi tekanan lebih lanjut pada ekonomi Turki setelah krisis mata uang yang terjadi pada Desember lalu. Ini mengakibatkan spiral inflasi di negeri bekas Kesultanan Utsmaniyah itu. 

Penurunan pendapatan ekspor menambah defisit transaksi berjalan Turki, yang membengkak menyusul invasi Rusia ke Ukraina pekan lalu karena melonjaknya harga energi dan diperkirakan memukul pariwisata tahun ini.

“Kami menghadapi pembatalan (pesanan dari Ukraina dan Rusia). Sejauh ini, nilainya sekitar 200 juta dolar AS. (Potensi kehilangan perdagangan) ini bisa melebihi 1 miliar dolar AS jika situasi seperti ini terus berlanjut,” kata pimpinan produsen garmen TOBB Clothing and Apparel Industry Assembly, Seref Fayat.

Editor : Ahmad Islamy Jamil
Artikel Terkait
Internasional
16 jam lalu

Thailand Pertimbangkan Blokir Ekspor Bahan Bakar ke Kamboja Imbas Konflik Perbatasan Meningkat

Nasional
3 hari lalu

Ini Hasil Kunjungan Prabowo ke Pakistan dan Rusia, Apa Saja?

Nasional
4 hari lalu

Presiden Prabowo Tiba di Medan usai Lawatan ke Pakistan-Rusia, Pimpin Langsung Penanganan Bencana

Internasional
4 hari lalu

Didemo karena Gagal Berantas Korupsi, PM Bulgaria Mundur

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal