MOSKOW, iNews.id - Rusia menilai Amerika Serikat (AS) semakin yakin bahwa tindakannya menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang, pada Agustus 1945 merupakan langkah yang tepat. Kurangnya teguran atas serangan nuklir yang merenggut ratusan ribu nyawa itu membuat AS berada dalam zona nyaman dan merasa telah mendapat pembenaran.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova mengatakan, tak ada satu pun pihak yang meyinggung AS sebagai pelaku serangan brutal itu saat peringatan 80 tahun bom atom Hiroshima, Rabu (6/8/2025).
Dalam pidatonya yang didedikasikan untuk memperingati pengeboman Hiroshima oleh AS, Sekjen PBB Antonio Guterres tidak menyebutkan negara yang bertanggung jawab. Pidato Guterres dibacakan dalam bahasa Jepang oleh Wakil Sekjen PBB sekaligus Perwakilan Tinggi untuk Urusan Perlucutan Senjata Izumi Nakamitsu.
Pidato hanya menyebutkan, nyawa puluhan ribu orang telah direnggut dalam tragedi Hiroshima.
Bukan hanya itu, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui juga tidak menyebut AS sebagai negara yang menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki, masing-masing pada 6 dan 9 Agustus 1945.
"Tanpa bertobat, tanpa menunjukkan rasa penyesalan, mereka (AS) semakin yakin telah melakukan segalanya dengan benar. Itulah masalahnya. Mereka belum bertobat. Apa artinya tidak menyebut AS? Itu menciptakan zona nyaman bagi mereka," kata Zakharova, dikutip dari Sputnik, Kamis (7/8/2025).