Dalam perang itu, Bayraktar TB2 menghancurkan sejumlah sistem pertahanan udara jarak pendek buatan Rusia Pantsyr-S1. Pada 2020 Bayraktar TB2 mengalami pengembangan hingga kemampuan terbangnya mencapai rekor dalam sejarah industri militer negara itu.
Sejak itu pula Turki mulai mengekspornya, termasuk ke Ukraina. Namun militer Ukraina baru mulai menggunakannya pada 2021 untuk melawan kelompok separatis di Donbass (Donetsk dan Luhansk).