MOSKOW, iNews.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan perang melawan Ukraina tidak akan dihentikan sampai Kiev menarik pasukannya dari seluruh wilayah yang kini diklaim Rusia. Pernyataan tegas itu kembali menyoroti fakta bahwa Moskow saat ini menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina, termasuk sebagian besar wilayah Donbass, meliputi Donetsk dan Luhanks, Zaphorizhzhia, serta Krimea yang lebih dulu dicaplok pada 2014.
Putin menyebut perang dapat berakhir “seketika” jika Ukraina menyerahkan wilayah-wilayah yang dikuasai pasukan Rusia, seperti Donetsk dan Luhansk, serta beberapa area lain yang direbut sejak invasi dimulai pada Februari 2022. Namun apabila syarat itu tidak dipenuhi, Rusia akan terus melancarkan operasi militernya.
“Jika pasukan Ukraina meninggalkan wilayah yang mereka kuasai, kami akan menghentikan operasi tempur. Jika tidak, kami akan mencapainya dengan cara militer,” kata Putin saat berkunjung ke Kirgistan.
Rusia Terus Maju di Timur
Di medan perang, pasukan Rusia bergerak perlahan namun konsisten melintasi Ukraina timur. Keunggulan jumlah personel dan persenjataan membuat mereka mampu menekan pertahanan Ukraina yang kini semakin terbebani oleh kekurangan amunisi dan tenaga.
Penguasaan sekitar 20 persen wilayah menjadi posisi tawar strategis bagi Rusia dalam setiap pembicaraan damai. Namun hal itu juga menjadi sumber kebuntuan terbesar dalam proses negosiasi.
Jaminan Keamanan Jadi Batu Sandungan
Salah satu isu utama dalam perundingan adalah permintaan Ukraina akan jaminan keamanan dari negara-negara Barat. Kiev menilai jaminan tersebut penting untuk mencegah kemungkinan serangan Rusia di masa mendatang.
Sebaliknya, Rusia menolak skema itu dan tetap menuntut pengakuan internasional atas wilayah Ukraina yang kini berada di bawah kendalinya.