WASHINGTON DC, iNews.id - Rusia dibuat naik pitam oleh keputusan Amerika Serikat yang mencabut larangan pasokan senjata ke Batalion Azov yang berhaluan neo-Nazi di Ukraina. Moskow menilai langkah AS itu sudah keterlaluan.
Pada Selasa (11/6/2024), Washington Post dengan mengutip Departemen Luar Negeri AS melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden telah mencabut pembatasan pasokan senjata dan pelatihan bagi Batalion Azov. Hal itu membuat Rusia murka.
“Langkah-langkah (pencabutan larangan) oleh Washington sehubungan dengan pasukan nasionalis (Azov) yang secara terbuka ini tidak akan menimbulkan apa pun selain kemarahan yang ekstrem (dari Moskow),” kata Duta Besar Rusia di untuk AS, Anatoly Antonov, kepada wartawan pada Selasa.
Diplomat itu juga mengatakan, keputusan AS terkait Azov justru menimbulkan kekhawatiran serius terhadap kesiapan Amerika Serikat melawan terorisme. Pasalnya, Rusia sendiri memasukkan Batalion Azov ke dalam daftar teroris, menyusul berbagai tindakan brutal pasukan Ukraina tersebut di Donbas sejak sepuluh tahun silam.
Didirikan pada 2014 oleh para ekstremis dan ultra-nasionalis Ukraina setelah peristiwa Kudeta Maidan, Azov pada mulanya hanya kelompok milisi sukarela. Mereka lalu dimasukkan menjadi bagian Garda Nasional Ukraina pada November tahun yang sama.
Batalion tersebut mendapat kecaman keras karena dukungannya terhadap ideologi Nazi dan penggunaan simbol-simbol Nazi serta pelanggaran hak asasi manusia terhadap penduduk berbahasa Rusia di Donbas, Ukraina Timur.