Ancaman Bisa Jadi Bumerang bagi AS
Menurut Medvedev, ultimatum Trump tak hanya berbahaya bagi hubungan bilateral, tapi juga berpotensi menjadi bumerang yang menyeret AS ke dalam konflik lebih luas.
“Setiap ultimatum baru adalah ancaman dan langkah menuju perang. Bukan hanya antara Rusia dan Ukraina, tapi bisa melibatkan AS sendiri,” ucapnya.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Moskow siap menghadapi tekanan ekonomi maupun politik dari Washington, sekalipun datang langsung dari pemimpin AS yang dikenal dengan pendekatan keras dan tanpa kompromi seperti Trump.
Ukraina Sambut Dukungan Trump
Sementara itu, dari pihak Ukraina, ancaman Trump disambut dengan penuh harapan. Kepala Staf Presiden Zelensky, Andriy Yermak, menyatakan bahwa sikap tegas Trump menunjukkan komitmen untuk membawa perdamaian.
“Trump menyampaikan pesan yang jelas. Ini tentang perdamaian yang didorong oleh kekuatan,” ujarnya.
Namun, dari sudut pandang Rusia, pendekatan Trump ini justru semakin memperkeruh upaya diplomasi. Alih-alih menjadi jembatan perdamaian, ultimatum tersebut dianggap sebagai tekanan sepihak yang menutup ruang dialog.