"Website itu mendorong anak-anak muda untuk membantu membuat kita semua lebih aman," kata Singarev, merujuk pada wilayah tersebut yang berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus utara.
Situs berita Grani menambahkan, jika orang-orang tidak tertarik dengan ponsel yang ditawarkan, mereka bisa meminta imbalan berupa skateboard.
Singarev juga mengunggah video Hot Line di YouTube yang mengingatkan bahwa "unggahan-unggahan yang agresif" dapat berubah menjadi agresi dalam kehidupan nyata, jika unggahan mereka banyak disukai ataupun dibagikan pengguna.
Video itu menampilkan urutan animasi serangan bom di sebuah stasiun kereta api.
Belum diketahui berapa banyak informasi yang sudah diterima situs itu. Namun menurut Kommersant, pendekatan yang dilakukan Dagestan dipuji sebagai yang 'terbaik di Rusia'.
Sejumlah perkembangan yang terjadi pada September mungkin juga mendorong mereka untuk mempublikasikan kembaliu websiter tersebut.