Kantor berita Rusia TASS, mengutip FSB, melaporkan Shonov memberi informasi kepada staf kedubes AS di Moskow tentang bagaimana seruan wajib militer Rusia berdampak pada ketidakpuasan politik menjelang Pilpres Rusia 2024.
FSB juga berencana menginterogasi staf kedutaan AS yang melakukan kontak dengan Shonov.
Shonov disebut telah dibayar untuk melakukan tugas-tugas yang bertujuan mengganggu keamanan nasional Rusia.