Sejak awal wabah virus corona, hanya ada sedikit penerbangan komersial dari dan menuju Tel Aviv, kota Palestina yang diklaim Israel. Tetapi, sejumlah pesawat lain masih dapat terlihat mendarat di landasan Bandara Ben Gurion yang ada di kota itu. Beberapa di antaranya membawa mayat orang-orang Yahudi yang meminta untuk dimakamkan di Palestina atau Yerusalem.
Beberapa keluarga membayar dalam jumlah besar untuk mengatasi kesulitan pengangkutan mayat selama pandemi Covid-19. “Keluarga harus menyewa pesawat pribadi untuk membawa mayat orang yang mereka cintai dan membayar mahal,” kata Yehuda Meshi-Zahav, pendiri organisasi Zaka yang membantu memfasilitasi pemakaman di Palestina untuk orang-orang Yahudi dari luar negeri.
Dia menuturkan, baru-baru ini, satu keluarga Yahudi di New York, Amerika Serikat, rela membayar 250.000 dolar AS (Rp3,8 miliar) untuk mengangkut mayat ke Yerusalem. Sekitar 250 jenazah orang asing, tak peduli apakah mereka meninggal karena virus atau tidak, telah dibawa ke Palestina sejak awal pandemi.
“Biasanya ada sekitar 1.500 (mayat) per tahun,” ucap Meshi-Zahav.