Di pintu keluar kami sempat berfoto bersama. Sebelum berpisah saya membisik halus ke beliau: ‘Pak, jangan lupa selalu pakai masker ya. Covid di mana-mana sedang menular drastis’. Beliau angguk sambil saling menepuk bahu pengganti jabat tangan.
Sebuah pertemuan indah dengan banyak pesan eksplisit dan implisit yang pasti akan selalu membekas di dalam hati dan ingatan. Kalau pun banyak hal akan hanyut terkikis oleh waktu, minimal satu hal ini menarik untuk dikenang: Dari Jakarta ke Vatikan, lalu ke Riyadh dan Mekkah, kemudian kembali ke Jakarta.
Sebuah perjalanan penuh makna dan pesan. Semuanya untuk Dokumen Abu Dhabi Persaudaraan Insani, sebuah pedoman dan batu loncatan berdinamika baru dan lugas menuju perdamaian lintas agama dan kehidupan bersama yang rukun.