Pada Jumat (19/10/2018), kerajaan untuk pertama kalinya mengakui Khashoggi terbunuh di dalam pertikaian di kantor konsulat Saudi. Sebanyak 18 warga negara Saudi ditahan dan lima pejabat intelijen top dipecat karena peran mereka yang dicurigai dalam operasi itu.
Al Jubeir mengatakan, saat ini kerajaan masih menyelidiki kasus tersebut dan menyebut pembunuhan Khashoggi sebagai kesalahan besar. Dia kembali menegaskan, putra mahkota berusia 33 tahun tak pernah memerintahkan membunuh Khashoggi.
"Ada praduga tak bersalah sampai terbukti bersalah. Sayangnya dalam hal ini, orang-orang telah memutarbalikkan faktanya," kata Al Jubeir.
Dia mengklaim orang-orang yang melakukan operasi bukan orang-orang yang terkait erat dengan Pangeran Mohammed.
"Mereka membuat kesalahan dan mereka mencoba untuk menutupi itu," tegasnya.
Saat ditanya apakah tubuh Khashoggi dipotong-potong, Al Jubeir mengatakan para peneliti Saudi masih menyelidiki hal itu bersama Turki.
"Kami menemukan bahwa dia dibunuh di konsulat. Kami tidak tahu dalam hal rinciannya bagaimana. Kami tidak tahu di mana mayat itu," kata dia.
Pemerintah Saudi akhirnya mengakui jurnalis kawakan Jamal Khashoggi tewas dibunuh dalam pertikaian di kantor konsulat di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018. Saudi baru mengumumkan tewasnya kontributor The Washington Post itu dua pekan setelah dikabarkan hilang.