Setiap hari ribuan warga Venezuela yang baru pulang dari tempat bekerja di Kolombia menukarkan segenggam uang logam Kolombia dengan tumpukan uang kertas Bolivar.
Mata uang Bolivar dengan pecahan kecil diperlakukan seperti sampah, seperti 10 Bolivar yang dicetak pada 2011, 100 Bolivar yang dicetak pada 2015, dan 1.000 Bolivar yang dicetak pada 2016.
Para seniman, termasuk Infante, membeli tumpukan uang kertas itu untuk menjadi bahan anyaman. Satu tumpuk uang kertas dihargai 1 dolar AS atau Rp15.217—melampaui nilai sebenarnya.
Jorge Cardero, pembuat tas uang anyaman lainnya, duduk di antara tumpukan uang yang baru dibelinya. Saat baru mulai membuat tas berbahan dasar uang, dia memakai uang kertas dua hingga lima Bolivar.
"Kami tidak pernah membayangkan bakal menggunakan uang pecahan 5.000," ujarnya.
Cordero mengaku belajar melipat-lipat kertas menjadi anyaman saat dipenjara di Venezuela.