Aksi ini tak pelak meningkatkan kekhawatiran atas nasib wartawan Afghanistan pasca-pasukan AS mundur. Mereka menduga, para kelompok ekstremis ini akan membalas dendam kepada mereka yang bekerja sama dengan pasukan asing.
Tidak ada yang langsung mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Namun peristiwa ini terjadi sehari setelah Taliban mengeluarkan ancaman kepada jurnalis Afghanistan yang dianggap terlalu dekat dengan badan keamanan yang didukung AS.
Sebelumya, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid memperingatkan wartawan Afghanistan agar tidak memberikan berita sepihak untuk mendukung intelijen Afghanistan. Jika tidak, mereka akan menanggung konsekuensinya.
UNESCO menyatakan, Afghanistan dianggap sebagai salah satu negara paling bahaya untuk para jurnalis. Tercatat, sejak 2006, sebanyak 76 jurnalis tewas di Afghanistan.
Untuk tahun 2020, ada 15 jurnalis tewas. Sementara awal tahun ini, tiga perempuan yang bekerja di media Afghanistan bagian timur juga tewas.